MAKALAH
RESTORASI
MEIJI
(Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Sejarah Asia Timur)
OLEH:
1.
YOSEPH
B. GAI (1401090028)
JURUSAN PENDIDIKAN
SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA
CENDANA
KUPANG
2015
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................ ii
DAFTAR
ISI.......................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang............................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah......................................................................... 1
C.
Tujuan
Penulisan........................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Jalannya Restorasi Meiji............................................................... 2
a). Akibat
Pembukaan Jepang bagi Bangsa Asing................... 2
b). Restorasi
Meiji.................................................................... 2
B.
Modernisasi Jepang akibat dari Restorasi Meiji........................... 3
a). Pemerintahan....................................................................... 4
b). Militer.................................................................................. 4
c). Industri................................................................................ 6
d). Pendidikan.......................................................................... 6
e). Sosial
Budaya...................................................................... 6
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 7
B. Saran............................................................................................. 7
DAFTAR
PUSTAKA
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas
rahmat Allah SWT karena atas rahmat-Nya semata, penulisan makalah dengan judul
“Restorasi Meiji” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah dengan judul
“Restorasi Meiji” bertujuan memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sejarah Asia
Timur, Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Semester
Genap Tahun Akademik 2015/2016.
Dengan terselesaikannya penulisan
makalah ini penulis menyampaikan terima kasih kapada semua pihak yang
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami juga mohon maaf apabila dalam
penulisan makalah ini terdapat kesalahan dalam penulisannya. Kami selaku
penulis juga berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak terutama
Civitas Akademika di Universitas Nusa Cendana.
Kupang,
16 September 2015
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sepanjang
sejarah, kekaisaran Jepang beberapa kali mengalami masa pasang surut. Dua
periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji (1868-1912) dan Kaisar
Hirohito (1926-1989). Pada zaman Meiji, Jepang melakukan reformasi yang
kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.
Restorasi
Meiji dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin, Revolusi, atau Pembaruan, adalah
rangkaian kejadian yang menyebabkan perubahan pada struktur politik dan sosial
Jepang. Restorasi Meiji terjadi pada tahun 1866 sampai 1869, tiga tahun yang
mencakup akhir zaman Edo dan awal zaman Meiji. Sebelum 1853 Jepang betul–betul
merupakan negara yang sangat tertutup dan diperintah dengan cara yang sangat
feodalistik. Dorongan modernisasi Jepang berawal dari hadirnya angkatan laut
Amerika dibawah pimpinan Laksamana Perry. Beliau minta pintu gerbang Jepang
dibuka dan minta berunding dengan tujuan agar Jepang membuka diri terhadap
pihak asing, berdagang dan membolehkan kapal asing merapat di pelabuhan Jepang.
Mulai
saat itulah bangsa Jepang terbuka matanya bahwa ada kekuatan-kekuatan besar
diluar mereka. Semangat Bushido para samurai dengan pedang-pedangnya ditantang
untuk mampu melawan kekuatan Amerika, orang kulit putih, orang Barat (sekalipun
orang Amerika itu datangnya dari Timur). Sejak saat itu mereka berpikir untuk
menjadi sekurang-kurangnya sama kuatnya dengan orang asing.
Berdasarkan
latar belakang tersebut penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai
latar belakang bangkitnya perekonomian Jepang pada zaman Meiji sehingga bisa
menjadi negara yang maju setara dengan negara Barat.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
Jalannya Restorasi Meiji?
2. Bagaimanakah
Modernisasi Jepang Akibat dari Restorasi Meiji?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui Jalannya Restorasi Meiji.
2. Untuk
mengetahui Modernisasi Jepang Akibat dari Restorasi Meiji.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Jalannya
Restorasi Meiji
a)
Akibat
Pembukaan Jepang bagi Bangsa Asing
Pembukaan
Jepang bagi bangsa asing ini telah membawa akibat yang signifikan bagi bangsa
Jepang terutama kekuasaan shogun, sebab pembukaan wilayah itu menimbulkan
munculnya perasaan anti-Shogun, Shogun dianggap lemah dan menjual tanah airnya
kepada bangsa Asing, di samping itu gerakan pro-Tenno juga semakin kuat di mana
Komei Tenno yang menolak untuk menandatangani perjanjian shimoda dianggap
sebagai orang kuat dan Shogun harus mengembalikan kekuasaannya kepada Tenno.
Kekacauan
itu ditambah dengan adanya pemberontakan Satsuma dan Chosu 1863. Keluarga Satsuma
dan Chosu merupakan keluarga yang anti Shogun. Tindakan pembukaan Jepang
dianggap sebagai sebuah penghinaan, oleh karena itu mereka membunuh
bangsa-bangsa Asing dan menyerang angakatan laut Amerika di Pelabuhan
Shimonoseki. Dalam serangan balasan yang dilakukan Amerika, Inggris, Perancis
dan Belanda, Satsuma dan Chosu akhirnya menyerah.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pemberontakan_Satsuma.)
b)
Restorasi
Meiji
Masa-masa menjelang
peralihan kekuasaan tersebut telah menimbulkan ketegangan tersendiri di Jepang
yaitu antara Tenno yang didukung Satsuma dan Shogun, bangsa asing (Inggris,
Perancis) berusaha ikut campur tangan untuk melemahkan Jepang dengan
mengobarkan perang saudara. Inggris ingin mendukung Tenno dan Perancis Shogun.
Tetapi baik Tenno maupun shogun menolaknya. “tidak akan ada perang saudara di
Nippon” kata Yoshinobu dengan tegas.
Setelah Shogun Tokugawa
terakhir menyerahkan kekuasaannya kepada Kaisar Meiji pada 1867, maka
berakhirlah kekuasaan Bakufu di bawah Tokugawa, yang berlangsung selama 264
tahun, (1603-1867) dan berakhir pula kekuasaan militer yang telah berlangsung
lebih kurang 650 tahun (I Ketut Suradjaja, 1984: 21). Meizi Tenno (Matsuhito
1867-1912 pada waktu itu baru berusia 14 tahun) akhirnya memegang tampuk
pemerintahan Jepang dan membuka zaman baru yang gemilang bagi Jepang.
Peristiwa di atas
dikenal dengan sebutan “Restorasi Meiji”. Tenno memakai sebutan nama masa
pemerintahan Meiji. Meiji sendiri diartikan yang berfikiran cerah dan
fikirannnya diterangi. Langkah awal yang dilakukan Tenno yang baru ialah
memindahkan ibukota dari Kyoto ke Tokyo (1869), dimana berdasarkan dari ajaran
Shintoisme diciptakan bendera kebangsaan Jepang yang diberi nama Hinomaru
didasarkan atas Ameterasu sebagai dewa matahari dan lagu kebangsaan kimigayo berdasar
atas keabadian Tenno sebagai dewa. Shintoisme sendiri akhirnya diresmikan
sebagai agama Negara. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin kekokohan
kebangsaan Jepang yang akan dijadikan dasar modernisasi Jepang. Pada tanggal 6
April 1868 Tenno mengeluarkan proklamasinya yang terkenal yaitu:
1. Akan
dibentuk parlemen.
2. Harus
bersatu untuk mencapai kesejahteraan bangsa.
3. Semua
jabatan terbuka untuk semua orang.
4. Adat-istiadat
kolot yang menghalang-halangi kemajuan harus dihapuskan.
5. Mendapatkan
ilmu pengetahuan sebanyak mungkin untuk pembangunan Negara (Soebantardjo, 1958:
10).
B.
Modernisasi
Jepang Akibat dari Restorasi Meiji
Restorasi Meiji ini
dibarengi degan re-organisasi dalam pemerintahan dan pembaharuan-pembaharuan
dalam bidang sosial ekonomi kebudayaan militer pendidikan. Restorasi Meiji
inilah sebagai katalis dalam kemajuan Jepang menuju negara industri maju.
Keberhasilan Restorasi Meiji ini diakui dunia tidak ada bandingannya di seluruh
dunia. Dalam jangka waktu hanya sekitar 30 tahunan telah berhasil membawa
Jepang dari negara terisolasi, terbelakang dan tradisional menjadi negara maju
yang kompetitif dengan negara-negara barat.
Restorasi Meiji ini
juga telah melahirkan tokoh-tokoh yang amat berpengaruh bagi kemajuan Jepang
seperti Fukuzawa Yukichi tokoh modernisasi pendidikan Jepang, Dalam era
Restorasi Meiji ini ia mampu memberi pengaruh yang amat besar, yang hingga kini
mampu menggerakkan masyarakat Jepang untuk mencari ilmu dan terus belajar. Restorasi Meiji
mengakselerasi industrialisasi di
Jepang yang dijadikan modal untuk kebangkitan Jepang sebagai kekuatan militer
pada tahun 1905 di bawah slogan "Negara Makmur, Militer Kuat" (fukoku kyōhei?)
Pemerintah Oligarki
Meiji yang bertindak atas nama kekuasaan kaisar memperkenalkan upaya-upaya
mengonsolidasi kekuasaan untuk menghadapi sisa-sisa pemerintahan zaman Edo,
keshogunan, daimyo,
dan kelas samurai.
Pada tahun 1868, semua
tanah feodal milik Keshogunan Tokugawa disita dan dialihkan di bawah
"kendali kekaisaran". Tindakan ini sekaligus menempatkan mereka di
bawah kekuasaan pemerintahan baru Meiji. Pada tahun 1869, daimyo Domain
Tosa, Domain Hizen, Domain
Satsuma, dan Domain Chōshū yang
telah berjasa melawan kekuasaan keshogunan, dibujuk untuk mau "mengembalikan
domain mereka kepada kaisar." Daimyo lainnya juga selanjutnya
diperintahkan untuk melakukan hal yang sama. Dengan adanya penghapusan wilayah
domain, maka untuk pertama kalinya tercipta pemerintahan Jepang yang terpusat
dan berkuasa di semua wilayah negeri.
Pada tahun 1871, semua
daimyo dan mantan daimyo dipanggil untuk menghadap kaisar untuk menerima
perintah pengembalian semua domain kepada kaisar.
Sekitar 300 domain (han) diubah bentuknya menjadi prefektur yang
dipimpin oleh gubernur yang ditunjuk oleh negara. Pada tahun 1888, beberapa
prefektur telah berhasil dilebur menjadi satu sehingga jumlah prefektur menciut
menjadi 75 prefektur. Kepada mantan daimyo, pemerintah berjanji untuk menggaji
mereka sebesar 1/10 dari pendapatan bekas wilayah mereka sebagai penghasilan
pribadi. Selanjutnya, utang-utang mereka berikut pembayaran gaji serta
tunjangan untuk samurai diambil alih oleh negara. (wikipedia.org/restorasi-meiji).
a)
Pemerintahan
1. Tenno
menjadi kepala negara (bersifat dewa abadi).
2. Dihapuskannya
sistem feodalisme.
3. Daimnyo-daimnyo
atau bangsawan dirubah kedudukannya dan dijadikan sebagai pegawai negeri dan
tanah-tanah yang mereka kuasai diserahkan kepada Tenno.
4. Pemerintahan
diatur secara barat dengan adanya kabinet dan parlemen.
5. Disahkannya
UUD pada tanggal 11 Februari 1890 oleh Tenno.
(Leo S. Agus,
2012: 124-125)
b)
Militer
Dalam
bidang militer pemerintahan yang baru membangun angkatan perangnya secara
modern, di mana angakatan darat dipegang oleh keluarga Chosu dan dibuat secara
Jerman, dan angkatan Laut dipegang oleh keluarga Satsuma dibentuk secara Inggris.
Disamping itu tiap-tiap warga negara yang berumur 20 tahun dikenakan wajib
militer dan setelah itu untuk praktek mereka dikirim ke daerah-daerah
perbatasan yang berbahaya. Kementerian pertahanan tidak bertanggung jawab
kepada parlemen, tetapi kepada Tennno dengan demikiankementerian pertahanan
sangat kuat kedudukannya dan akhirnya menjelma menjadi Gunbatsu (pemerintahan
dictator militer), Jepang pun memiliki angkatan pertahanan yang kuat karena
setengah dari anggaran belanja negara dipergunakan untuk militer.
Bersama
dengan modernisasi angkatan perang ini timbul kemabali apa yang dikenal sebagai
semangat Bushido sebagai dasar jiwa ketentaraan. Prajurit Jepang harus memegang
teguh ajaran Bushido artinya menginsafi kedudukannya masing-masing di dalam
hidup ini, mempertinggi derjat dan kecakapan diri, melatih dirinya lahir batin
untuk menyempurnakan kecakapannya dalam ketentaraan, memegang teguh disiplin,
menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan tanah air sampai titik darah yang
terakhir. Mati untuk tenno adalah bentuk mati yang sempurna dan termulia.
Bushido inilah yang memberi kekuatan lahir batin kepada tentara Jepang. Akibat
dari modernisasi militer ini maka secara otomatis golongan Samurai dihapuskan
dan ini menyebabkan timbulnya pemberontakan yaitu pemberontakan Satsuma.
Pemberontakan
Satsuma (Seinan Senso, Perang Barat Daya) adalah pemberontakan klan samurai
Satsuma yang dipimpin Saigo Takamori terhadap Tentara Kekaisaran Jepang, yang
berlangsung 11 bulan di awal era Meiji, dimulai pada tahun 1877. Perang saudara
ini merupakan perang saudara terakhir dan terbesar di Jepang. Perang terjadi di
Kyushu, tepatnya di tempat yang sekarang bernama Prefektur Kumamoto, Prefektur
Miyazaki, Prefektur Oita, Prefektur Kagoshima.
Pemberontakan
Satsuma disebabkan oleh adanya perubahan sistem pada pemerintahan, yang
menyebabkan kekecewaan para samurai. Modernisasi Jepang telah menyebabkan
hilangnya kekuasaan samurai dan penghancuran sistem tradisional. Peraturan
Penghapusan Pedang Haito-rei yang melarang samurai membawa katana juga
merupakan salah satu penyebab terjadinya pemberontakan ini.
Pemberontakan
ini dipimpin oleh Saigo Takamori, yang pada sepuluh tahun lalu memimpin pasukan
Jepang untuk mengalahkan samurai klan Tokugawa. Mulanya, Saigo setuju dengan
konsep Restorasi Meiji. Tapi, perlahan-lahan, ia jadi ikut membangkang, karena
Restorasi Meiji menghapus segala bentuk samurai dan atributnya. Slogan para
pemberontak adalah "Pemerintah Baru, Moralitas Tinggi" (Shinsei
Kotoku). Mereka tidak meninggalkan atribut Barat, seperti memakai meriam dan
senjata api. Saigo sebagai panglima perang juga memakai baju militer ala barat.
Barulah di saat stok senjata mereka habis, mereka memakai katana dan panah. (Leo S. Agus, 2012: 124-125)
Pertempuran
berlangsung selama enam minggu, dan Saigo Takamori hanya memiliki 300-400
prajurit yang tersisa. Pada pertempuran terakhir, yaitu pertempuran Shiroyama,
Saigo luka berat. Dalam keadaan hampir tertangkap pasukan pemerintah, Saigo
melakukan seppuku pada 24 September 1877. Peperangan ini menghabiskan dana
besar di pemerintah Jepang, sekaligus merupakan akhir dari kelas samurai di
Jepang. Sepuluh tahun kemudian, Kekaisaran Jepang meminta maaf dan memberikan
gelar kemuliaan kepada Saigo Takamori sebagai samurai yang terakhir. (Leo S. Agus, 2012: 124-125)
c)
Industri
Hal
ini ditempuh dengan melakukan modernisasi pada mesin-mesin produksi yang
dibutuhkan bagi modernisasi perusahaan the, sutera, pertanian dan kemudian
industri. Mesin-mesin tersebut diekspor secara besar-besaran dari Inggris,
berikut ahli-ahli tekniknya didatangkan dari luar negeri terutama Inggris untuk
mendirikan pabrik-pabrik, dok-dok dan pusat-pusat listrik. Dengan timbulnya
industri timbul juga golongan baru di Jepang yaitu kapitalis baru yang berkuasa
di bawah militer. (Leo S. Agus,
2012: 124-125)
d)
Pendidikan
Restorasi
Meiji juga membawa perubahan pada bidang pendidikan, dimana anak-anak Jepang
mulai mendapatkan pendidikan secara barat hal yang tidak mungkin terjadi pada
masa Shogun. Dalam system baru ini tiap anak yang berumur 6 tahun sudah
dikenakan kewajiban belajar dan itu berlaku bagi semua penduduk. Untuk tiap 600
penduduk diadakan 1 sekolah rendah. Negara dibagi menjadi 8 daerah pendidikan,
tiap daerah diberi 32 buaj sekolah menengah dan 1 buah universitas.
Hal
yang terpenting adalah pengiriman pelajar-pelajar keluar negeri untuk
menyempurnakan ilmu pengetahuannya tenatang Barat. Sekembalinya ke Jepang
mereka ditugaskan dalam pembangunan dan modernisasi Negara. Hal ini sangat
berhasil karena dalam 50 tahun jepang sudah menjadi Negara modern. (Leo S. Agus, 2012: 124-125)
e)
Sosial
Budaya
Terjadinya perubahan sosial masyarakat Jepang pada masa pemerintahan Meiji
cukup merugikan beberapa golongan masyarakat yang terbentuk pada zaman feodal.
Salah satunya yaitu golongan samurai. Adanya perubahan sosial tersebut membuat
sebagian besar dari mereka terabaiakan pada awal pemerintahan Meiji. (Leo S. Agus, 2012: 124-125)
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Restorasi
Meiji yang terjadi di Jepang telah mengubah Jepang menjadi negara modern dan
imperialis, di mana pembangunan yang dilakukan pada akhirnya menjerumuskan
mereka kedalam Perang dunia II. Jepang yang tadinya merupakan masyarakat yang
kolot dan terisolir secara drastis berubah menjadi masyarakat yang modern.
Restorasi
Meiji ini tidak akan mampu berjalan jika tidak diimbangi dengan kemampuan dan
etos kerja yang baik dari masyarakatnya. Sebuah bangsa tidak akan bisa maju
jika tidak ada keinginan dari dalam bangsa itu untuk merubahnya. Satu hal yang
mesti kita ingat dari Restorasi Meiji adalah bahwa antara unsur-unsur baru dan
unsur-unsur tradisional semuanya berjalan secara bersama-sama. Jadi bisa kita
katakan meskipun Jepang mengalami perubahan di berbagai bidang dan sektor.
Nilai-nilai tradisi leluhurnya tetap terjaga dengan baik hingga sekarang. Ini
memberikan pelajaran bagi kita bahwa modernisasi bukan berarti merubah pola
hidup dan tradisi lama leluhur yang positif dengan budaya barat.
B.
Saran
Penulis menyarankan kepada setiap pembaca agar dapat
mencari referensi lain untuk menambah wawasan pembaca tentang sejarah Asia
Timur. Semoga dengan kehadiran makalah ini membangkitkan motivasi kita untuk
membangun bangsa dan negara kita agar lebih maju di segala bidang seperti
halnya yang terjadi di Jepang mulai saat terjadinya restorasi meiji.
DAFTAR
PUSTAKA
Agung
S., Leo.2012. Sejarah Asia Timur 1.Yogyakarta:Ombak
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemberontakan_Satsuma.
http://www.freelists.org/archives/nasional_list/12-2005/msg00076.html.